cover
Contact Name
Eldha Sampepana
Contact Email
editorjrti@gmail.com
Phone
+625417771364
Journal Mail Official
editorjrti@gmail.com
Editorial Address
Jl. MT. Haryono/ Banggeris No.1, Samarinda 75124 Tel.Fax: (0541) 7771364/ 745431 Whatsapp : 0821 5541 4969
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Riset Teknologi Industri
ISSN : 19786891     EISSN : 25415905     DOI : 10.26578
Jurnal Riset Teknologi Industri (JRTI) adalah jurnal ilmiah yang terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Memuat informasi bidang riset Teknologi Industri berupa hasil riset dan Ulasan Ilmiah bidang Perekayasaan Mesin, Pangan, Kimia Industri, Lingkungan dan Teknik Industri. Akreditasi Kemenristekdikti Akreditasi S2 Vol.10 No.1 Tahun 2016 samapi dengan Vol.14 No.2 tahun 2020. p-ISSN : 1978-6891, e-ISSN : 2541-5905.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol.15 No.1 Juni 2021" : 13 Documents clear
Intensitas dan Stabilitas Warna Ekstrak Daun Pandan, Suji, Katuk, dan Kelor Sebagai Sumber Pewarna Hijau Alami Hendra Riansyah; Dessy Maulidya Maharani; Agung Nugroho
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6549

Abstract

Pewarna alami memiliki kelemahan berupa intensitas dan stabilitasnya yang rendah. Klorofil sebagai sumber pewarna hijau alami memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pewarna sintetis. Selain lebih aman, klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat memberikan beberapa aktivitas farmakologi. Identifikasi dan kuantifikasi klorofil pada berbagai tumbuhan hijau telah banyak dilaporkan, namun masih terbatas yang memberikan rekomendasi mengenai jenis bahan apa yang lebih potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber klorofil. Penelitian ini bertujuan membandingkan kekuatan (intensitas) warna ekstrak dan stabilitasnya dari empat jenis tumbuhan yang potensial dan umum digunakan secara tradisional, yaitu daun pandan (Pandanus amaryllifolius), daun suji (Pleomele angustifolia), daun katuk (Sauropus androgynus), dan daun kelor (Moringa oleifera). Intensitas dan stabilitas larutan ekstrak warna tumbuhan yang dipilih dinilai secara objektif dengan mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm menggunakan UV-Vis Spektrofotometer dan komposisi RGB melalui penilaian citra digital, serta secara subjektif melalui pengujian hedonik. Stabilitas warna diuji selama tujuh hari penyimpanan dengan perlakuan tambahan berupa penambahan dan tanpa penambahan NaHCO3. Dari aspek intensitas warna, ekstrak suji menampilkan kriteria yang lebih baik dengan menghasilkan nilai absorbansi, komposisi RGB, dan kesukaan yang lebih tinggi dibanding ekstrak warna lainnya. Penambahan NaHCO3 pada larutan ekstrak suji dapat meningkatkan intensitas dan juga stabilitas warnanya. Keunggulan ekstrak pandan terdapat pada aspek rasa dan aroma, di mana tidak dimiliki oleh ekstrak suji. Kelemahan ekstrak pandan adalah stabilitasnya yang rendah selama penyimpanan, meskipun telah ditambahkan dengan basa NaHCO3. 
Analisis Mutu Keripik Salak Metode Penggoreng Vakum Nicolas Tumbel; Supardi Manurung
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6637

Abstract

Diversifikasi produk olahan buah salak (Salacca edulis) perlu dilakukan karena produksi buah salak cukup tinggi namun memiliki umur simpan yang relatif pendek. Salah satu produk olahan yang bisa dibuat adalah keripik. Proses penggorengan yang dilakukan secara konvensional dirasa kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan mutu keripik salak dengan menggunakan penggoreng vakum. Perlakuan yang dilakukan dengan menerapkan beberapa variasi pada suhu penggorengan yaitu 70oC, 80oC, dan 90oC dengan waktu penggorengan 50 menit. Pengamatan yang dilakukan meliputi kapasitas penggorengan vakum, rendemen produk, dan mutu keripik. Mutu produk diuji dengan pengamatan keadaan (bau dan rasa, warna, tekstur, dan keutuhan), kadar lemak, kadar abu, kadar air, cemaran logam Pb, serta cemaran mikroba ALT (Angka Lempeng Total). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil ujicoba, kapasitas rata-rata mesin penggoreng vakum untuk buah salak adalah 2 kg, rendemen produk berkisar antara 25,42- 27,92%. Berdasarkan hasil analisis laboratorium diperoleh bau dan rasa yang normal, tekstur yang renyah, warna kuning kecoklatan, dan keutuhan 98%. Keripik salak yang dihasilkan memiliki kadar lemak 16,43-19,95%, kadar abu 1,65-2,76%, kadar air 2,59-3,91%, cemaran Pb 0,04-0,09 mg/kg, dan cemaran mikroba ALT 3 x 10 kol/g.
Sistem Deteksi dan Pemantauan Kualitas Air pada Akuaponik Berbasis Android Ari Rahayuningtyas; Diang Sagita; Novita Dwi Susanti
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6829

Abstract

Pada sistem akuaponik, kesesuaian kombinasi antara jenis ikan dan tanaman sangat penting untuk diselidiki karena setiap jenis ikan dan tanaman memiliki kondisi lingkungan hidup yang berbeda. Dengan demikian, diperlukan suatu perangkat yang dapat mendeteksi, memantau dan merekam kualitas air agar fenomena-fenomena yang terjadi pada kondisi air dapat diselidiki secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem deteksi dan pemantauan kualitas air untuk aplikasi aquaponik. Perangkat ini dirancang dengan menggunakan beberapa sensor yaitu sensor sensor pH tipe SKU:SEN0161, sensor TDS tipe SKU: SEN0244, sensor suhu air tipe DS18B20, intensitas cahaya tipe LDR, dan ketinggian air sensor ultrasonic tipe HCSR04. Perangkat tersebut dirancang untuk dapat diakses dengan menggunakan perangkat Android, sehingga kualitas air dapat dengan mudah dipantau kapan pun dan di mana pun. Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototyping yaitu Listen to Customer (Pengumpulan kriteria desain), Design and Build Prototype, dan Test Drive and Evaluation. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis masing-masing sensor sebanyak 7 pengambilan data TDS dan 10 pengambilan data PH dan Suhu, didapatkan nilai galat yang kecil pada pembacaan setiap sensor. Galat pembacaan sensor pH sebesar 0,3, TDS sebesar 15 ppm dan sensor suhu sebesar 0,45 °C. Untuk pengujian repeatability, pada pengujian sensor cahaya setiap 5 menit diperoleh nilai rata-rata 236,2 Lux dan nilai deviasi yang sangat kecil yaitu 0,4 Lux, sedangkan sensor ketinggian air menunjukkan nilai rata-rata 14,72 cm dan nilai deviasi 0,03 cm. Nilai galat yang kecil menunjukan sensor memiliki akurasi yang tinggi dan nilai deviasi yang kecil menunjukan bahwa sensor telah memilii tingkat kepresisian yang tinggi. Data parameter hasil pengukuran telah mampu ditampilkan dengan baik pada perangkat Android melalui jaringan internet.Kata Kunci: akuaponik, deteksi, kualitas air, pemantauan
Cover JRTI Vol.15 No.1 Juni 2021 Cover, Cover
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.7098

Abstract

Cover Vol.15 No.1 Juni 2021
Studi Kinetika dan Isoterm Adsorpsi Ion Fe (III) dan Mn (II) pada Karbon Aktif Batang Eceng Gondok Cucun Alep Riyanto; Bereka Meidelivia Raharjianti; November Rianto Aminu
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6633

Abstract

Batang Eceng Gondok (BEG) (Eichhornia crassipes) mengandung senyawa lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif dengan biaya rendah dan terbarukan. Penggunaan karbon aktif dari BEG sebagai adsorben berpotensi menurunkan konsentrasi logam berat, seperti ion Fe(III) dan Mn(II). Tujuan penelitian ini adalah menentukan pemodelan kinetika dan isoterm adsorpsi karbon aktif BEG pada ion Fe(III) dan Mn(II), serta menentukan efisiensi penurunan kadar ion Fe(III) dan Mn(II) menggunakan karbon aktif BEG pada air sumur di desa Guyangan Kabupaten Jepara. Metode sintesis karbon aktif BEG dilakukan dengan proses karbonisasi pada suhu 400℃ selama 60 menit lalu dilanjutkan aktivasi kimia menggunakan H3PO4 30% pada rasio impregnasi karbon: H3PO4 (1:4, b/b) selama 24 jam serta aktivasi fisika pada suhu 600℃ selama 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi karbon aktif BEG pada ion Fe(III) dan Mn(II) mengikuti pemodelan isoterm Redlich-Peterson dengan nilai R2 berturutan adalah 0,9386 dan 0,9982. Pemodelan kinetika adsorpsi karbon aktif BEG pada ion Fe(III) dan Mn(II) mengikuti pemodelan Pseudo Orde Dua dengan nilai kapasitas adsorpsi masing-masing sebesar 32,7869 mg/g dan 1,4166 mg/g. Nilai % efisiensi adsorpsi ion Fe(III) dan Mn(II) menggunakan karbon aktif BEG pada air sumur di desa Guyangan Kabupaten Jepara sebesar 23,37% dan 79,25%. Kata kunci : adsorpsi, batang eceng gondok, isoterm, karbon aktif, kinetika  
Komposisi Nutrisi Coklat dengan Penambahan Variasi Jenis Serbuk Daun Mangrove Putri Wening Ratrinia; Sumartini Sumartini Sumartini
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6818

Abstract

Daun mangrove memiliki kandungan senyawa metabolit primer dan sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pengolahan produk pangan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, serbuk daun mangrove dapat meningkatkan mutu sensori pada cokelat batang. Penelitian terkait komposisi nutrisi coklat dengan penambahan variasi serbuk daun mangrove belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana komposisi nutrisi produk coklat yang ditambahkan serbuk daun mangrove jenis Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, dan Avicennia marina. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan tiga faktor perlakuan jenis serbuk daun mangrove yang berbeda. Metode pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, dan kadar karbohidrat, serat, dan kadar vitamin C. Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisa sidik ragam (ANOVA) tingkat kepercayaan 95%. Uji lanjut dilakukan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan nyata masing-masing variabel. Penambahan serbuk daun mangrove dari jenis Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, dan Avicennia marina dapat meningkatkan kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar karbohidrat, serat pangan, dan vitamin C. Berbeda dengan hasil analisa kadar lemak, penambahan serbuk daun mangrove justru menurunkan kadar lemak pada cokelat batang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan serbuk daun mangrove dapat meningkatkan komposisi nutrisi pada cokelat batang.
Evaluasi Kinerja dan Analisa Biaya Pengeringan Ubi Kayu Menggunakan Pengering Inframerah pada Beberapa Tingkat Kapasitas yang Berbeda Dadang Dayat Hidayat; Diang Sagita; Ari Rahayuningtyas; Novita Dwi Susanti
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6803

Abstract

Pengeringan ubi kayu merupakan salah satu tahap penting yang dilakukan untuk mengolah ubi kayu menjadi produk tepung. Pengeringan umumnya dilakukan menggunakan sinar matahari maupun secara mekanis menggunakan alat pengering. Namun, penggunaan alat pengering menimbulkan biaya tambahan pada proses produksinya sehingga kinerja teknis dan tekno-ekonominya perlu dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan menganalisis biaya pengeringan ubi kayu yang dikeringkan dengan menggunakan pengering kabinet dengan pemanas keramik inframerah. Kinerja pengeringan ubi kayu menggunakan alat pengering ini telah berhasil diuji pada beban kosong dan pada tiga variasi kapasitas pengeringan (20, 29 dan 42 kg). Karakteristik suhu dan kelembaban pada ruang pengering dapat stabil dan mendekati nilai set point. Peningkatan kapasitas pengeringan tidak menunjukan perbedaan laju pengeringan, akibatnya semakin tinggi kapasitas pengeringan (hingga kapasitas maksimal) semakin tinggi efisiensi pengeringannya, semakin tinggi laju penguapannya dan semakin rendah konsumsi energi spesifiknya. Peningkatan kapasitas juga dapat menurunkan biaya pokok pengeringan hingga mencapai Rp.1,056,00 per kg ubi kayu basah pada kapasitas 42 kg/batch. Penggunaan alat pengering berbantu pemanas inframerah ini sangat ditekankan untuk dioperasikan pada kapasitas maksimal agar dapat menekan biaya operasional yang berdampak pada menurunya biaya pokok pengeringan.
Adsorpsi Cu(II) Menggunakan Zeolit Sintesis Kombinasi Abu Terbang dan Abu Dasar dengan Variasi Waktu Aging Adhi Setiawan; Aisyah Nur Rahmadania; Novi Eka Mayangsari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6889

Abstract

Kandungan Si dan Al pada abu terbang dan abu dasar dapat dimanfaatkan sebagai adsorben zeolit yang dapat menyerap Cu(II) di dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan karakterisasi zeolite dari campuran abu terbang dan abu dasar serta mengaplikasikannya sebagai adsorben logam Cu(II). Sintesis zeolit menggunakan proses hidrotermal di dalam larutan NaOH pada suhu 100oC selama 5 jam. Waktu aging dilakukan selama 8 jam dan 24 jam. Proses adsorpsi Cu(II) dilakukan secara batch pada suhu 35oC dan 45oC dengan dosis adsorben 10 g/L. Konsentrasi Cu(II) yang digunakan pada adsorbsi sebesar 12,5; 25; dan 50 mg/L. Karakteristik zeolit dianalisis menggunakan SEM-EDX, XRD, FTIR, dan analisis konsentrasi Cu(II) menggunakan atomic absorption spectrophotometry (AAS). Hasil SEM menunjukkan bahwa partikel zeolit berbentuk bola teraglomerasi serta permukaan yang kasar. Peningkatan waktu aging menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan kristalinitas zeolit. Waktu aging selama 24 jam menghasilkan partikel dengan ukuran 3,441 µm dan kristalinitas sebesar 95,98%. Semua sampel zeolite mampu menghasilkan efisiensi penyisihan Cu(II) di atas 99%. Nilai maksimum efisiensi penyisihan Cu(II) diperoleh pada kondisi konsentrasi awal 12,5 mg/L, waktu aging 8 jam, serta suhu 35oC yaitu sebesar 99,95%. Adsorpsi isotermal Cu(II) oleh zeolit sesuai dengan Model Freundlich yang dikontrol melalui pembentukan multilayer pada permukaan adsorben. Keywords: abu dasar, abu terbang, adsorpsi, hidrotermal, waktu aging, zeolit. 
Karakterisasi Kandungan Kimia dan Organoleptik Produk Kukis dari Tepung Komposit Berbasis Mocaf dan Tepung Sorgum Laudavian Dhanasatya; Defry Lesmana; Warsono Elkiyat; Hartati Hartati; Ahmad Fathoni; Nur Kartika Indah Mayasti
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6169

Abstract

Pengembangan produk kukis berbasis ubi kayu dan sorgum diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi produk. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi kukis dengan komposisi tepung mocaf dari tiga genotip ubi kayu Adira 1 (ADR), Mentega 2 (MTG) dan Carvita 25 (CVT) dan tepung sorgum, serta memilih produk kukis terbaik berdasarkan analisa fisik, kimia, dan sensori produk yang meliputi penampilan, aroma, rasa, dan tekstur. Tepung sorgum digunakan sebagai sumber protein dalam tepung komposit. Komposisi tepung mocaf dan sorgum yang digunakan antara lain 75% : 25%; 50% : 50%; dan 100% tepung terigu sebagai kontrol. Uji organoleptik rating hedonik terpilih 3 sampel kukis terbaik terbuat dari tepung komposit 75 % tepung mocaf: 25 % tepung sorgum, dengan mocaf dari tiap genotip ubi kayu. Tiga sampel terbaik dilanjutkan analisis proksimat dan dihitung indek efektifitas dengan metode DeGarmo untuk memperoleh sampel terbaik. Hasil penelitian menunjukkan sampel kukis terbaik terbuat dari 75 % tepung mocaf: 25 % tepung sorgum dari genotip ubi kayu Carvita 25. Kukis terbaik mengandung kadar air 2,61 %, kadar abu 1,92%, protein kasar 2,82 %, lemak kasar 25,94% dan serat kasar 6,27 %, serta penerimaan keseluruhan yang disukai.
Kombinasi Daging dan Jeroan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) terhadap Sifat Kimia dan Mikrobiologi Produk Bakasang Nova Patra Kumolontang; Mariati Edam
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6299

Abstract

Bakasang merupakan produk fermentasi yang umumnya dibuat dari jeroan ikan ataupun dari ikan-ikan kecil, dengan penambahan garam dan karbohidrat dan biasa digunakan sebagai bahan tambahan sambal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi daging dan jeroan ikan cakalang terhadap kualitas bakasang (sifat kimia dan mikrobiologi) yang dihasilkan. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental. Rancangan penelitian yang dilakukan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan percobaan kombinasi daging ikan dan jeroan ikan cakalang yaitu (A) daging ikan 100% : jeroan 0%, (B) daging ikan 95% : jeroan 5%, (C) daging ikan 90% : jeroan 10%, (D) daging ikan 85% : jeroan 15 %, dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Parameter yang dianalisis dari bakasang yaitu kadar protein, air, pH dan total BAL. Hasil analisis bakasang yang dihasilkan dari kombinasi daging dan jeroan ikan cakalang yaitu kadar protein (20.34-24.37%), air (48.95-60.91%), pH (5.50-5.54) dan total BAL (4.2x103-3.4x104cfu/g). Kombinasi daging ikan 85% : jeroan ikan 15% adalah kombinasi terbaik berdasarkan sifat kimia dan mikrobiologi dari produk bakasang yang dihasilkan karena memiliki kandungan protein (20.34%) yang tergolong tinggi, kadar air (48.95%) dan pH (5.50) terendah serta menghasilkan total BAL yang tertinggi yaitu 3.4 X 104(cfu/g).

Page 1 of 2 | Total Record : 13